Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang
artinya orang-orang berjiwa muda dan suka berkarya. Pramuka adalah salah satu
kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa sekolah. Donowardojo, LS
dan M. Jauhari (1995:1) mengatakan bahwa Pramuka memiliki tingkatan yang
didasarkan pada umur siswa, yaitu Siaga (bagi siswa yang berumur antara 7-10
tahun), Penggalang (bagi siswa yang berumur antara 11-15 tahun), Penegak (bagi
siswa yang berumur 18-20 tahun), dan Pandega (bagi siswa yang berumur 21-25
tahun).
Menurut UU No. 12 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 2, Pramuka adalah
warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta
mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka (Tim Kwartir Daerah XII Gerpram
DIY, 2010:2).
Terkait dengan Pramuka Siaga, Donowardojo, LS dan M. Jauhari
(1995:1) menjelaskan bahwa terdapat 2 makna, yaitu:
- Siaga sebagai nama, yaitu nama
golongan peserta didik yang berumur 7-10 tahun.
- Siaga sebagai proses, yaitu
proses untuk mempersiapsiagakan diri menjadi Pramuka Penggalang yang
terampil dan handal, anggota keluarga yang baik dan patuh, tetangga
masyarakat yang serbaguna, serta sebagai warga negara Indonesia yang
bertanggung jawab.
Kemudian, menurut Mishbahul Munir (2014:28) mengatakan bahwa
Pramuka Siaga adalah tingkatan dalam Pramuka yang memiliki dua kode kehormatan,
yaitu Dwi Satya dan Dwi Dharma. Kode kehormatan tersebut berfungsi sebagai
landasan sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka, terutama untuk
Siaga. Pramuka Siaga juga memiliki 3 tingkatan, yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu,
dan Siaga Tata yang dapat dibedakan melalui penilaian aspek-aspek di dalam
Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU).
Pembinaan merupakan hal penting yang harus dilaksanakan guna
mengarahkan kegiatan sehingga sasaran dan tujuan yang ditetapkan dapat
tercapai. Menurut Donowardojo dan M. Djauhari (1995:23), membina Pramuka Siaga
berarti mempengaruhi peserta didik (Siaga) untuk mengembangkan potensi positif.
Membina dan menanamkan disiplin peserta didik dalam Gerakan Pramuka merupakan
proses pendidikan untuk membentuk manusia yang taat dan patuh kepada segala
ketentuan, baik agama, negara, masyarakat, ataupun dalam keluarga sendiri.
Pembinaan Pramuka harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip
dasar pendidikan kepramukaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
- Prinsip kesukarelaan
- Prinsip kode kehormatan
- Sistem beregu
- Sistem satuan terpisah untuk
anggota putra dan putri
- Sistem tanda kecakapan
- Kegiatan menarik yang
mengandung pendidikan
- Penyesuaian dengan perkembangan
jasmani dan rohani
- Keprasahajaan hidup
- Swadaya
Prinsip-prinsip tersebut mendasari upaya pembinaan Pramuka,
khususnya Pramuka Siaga. Namun, dalam pelaksanaannya, pembina harus
menyesuaikan dengan kondisi siswa agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik
dan menyenangkan.
Pelaksanaan Pelatihan Pramuka merupakan implementasi dari
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup. Pada Kegiatan inti model Pelatihan Pramuka, metode Pelatihan Pramuka,
media Pelatihan Pramuka, dan alat serta bahan yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik pramuka. Pengoperasionalan pendekatan saintifik, model
pembelajaran inkuiri, discoveri, project based learning, dan problem
based learning disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang
pendidikan, dan peserta didik. Kompetensi tersebut mencakup 3 ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Siswa yang mengikuti kegiatan pramuka secaraaktif meliliki
poin lebih dari siswa yang tidak. Poin plus ini merupakan nilai tambah yang
didapat dalam kegiatan kepramukaan yang berguna kelak, yang sebagian tidak
didapat dalam materi di kelas. Karena kegiatan kepramukaan merupakan kegiatan
pendidikan luar sekolah dan luar keluarga, siswa berlatih membagi waktu antara
kegiatan sekolah, acara keluarga, dan kegiatan pramuka yang biasanya diadakan
di akhir pekan. Siswa belajar menghargai waktu dengan membuat jadwal kegiatan,
untuk mengatur waktu sehingga efektif tidak tumpang tindih.
Secara tak disadari, anggota pramuka memiliki tambahan poin
yaitu belajar mengelola kelompoknya (berorganisasi) dengan membentuk pimpinan
regu, petugas piket (korve), dan anggotanya. Komunikasi, interaksi, serta kerja
sama internal dan eksternal kelompok akan melahirkan kebersamaan (jiwa korsa)
dan motivasi untuk menyelesaikan tugas secara bersama. Dengan pembagian tugas
ini akan melatih bakat kepemimpinan, kearifan, dan toleransi siswa. Dari
berbagai ujian kecakapan, tantangan, dan tugas yang diberikan, akan
mengembangkan kematangan emosi siswa tersebut dalam mengambil setiap keputusan
dengan penuh pertimbangan dan pengkajian.
Pramuka diajak menjadi penemu karya, berfikir untuk
menjadikan bahan yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat. Setiap
pramuka diajak berfikir inovatif menciptakan teknologi tepat guna pada
tingkatan khusus. Rasa kekeluargaan lebih terasa dan sangat kokoh terbangun di
Pramuka, hangatnya salam pramuka yang bergema di bumi perkemahan pramuka
menjadi salah satu simbol bahwa pramuka dengan mudahnya menyatu dengan
mentoleransi perbedaan agama, suku dan kebudayaan yang ada.
Gerakan Pramuka adalah organisasi nasionalisme, mengenal dan
bergabung dengan pramuka berarti berkesempatan berkenalan dengan Indonesia
melalui event nasional pada berbagai tingkatan, Hanya pramuka yang berprestasi
yang mendapatkan kesempatatan. Pramuka sudah terbiasa dengan kebiasaan baik,
mulai dari tradisi musyawarah untuk menemukan solusi hingga tertempa menghadapi
berbagai problema yang sulit untuk dipecahkan. Pramuka yang baik sudah tidak
diragukan lagi menjadi calon pemimpin. Pramuka memiliki cara beradaptasi yang baik
dengan berbagai komponen dan golongan masyarakat. Dengan pendidikan yang ada,
pramuka akan menjadi orang-orang yang disenangi di mana saja, bahkan menjadi
orang dengan kehadiran yang ditunggu untuk perubahan.
Kegiatan pramuka secara umum adalah kegiatan pesta untuk
kebersamaan, kegiatan bakti untuk pengabdian, kegiatan kompetisi untuk mengasah
kemampuan, kegiatan pelatihan untuk meningkatkan taraf pemahaman, kegiatan
belajar memahami perbedaan budaya yang ada untuk melatih nilai
nasionalisme keberagaman, dan kegiatan wisata untuk merasakan indahnya alam dan
memberi kesadaran menjaga alam sekitar. Begitu banyak manfaat yang dapat kita
petik dari mengikuti kegiatan pramuka, sehingga pramuka sangat berperan penting
dalam pembentukan moral anak bangsa dan juga organisasi yang mampu mencetak
kader bangsa yang memiliki pengorganisasian diri yang baik dan berjiwa
nasionalisme sehingga dapat diandalkan oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Donowardojo, LS. dan M. Djauhari. (1995). Pembinaan
Latihan Siaga. Klaten: CV. Sahabat
Mishbahul Munir. (2014). Buku Sakti Pramuka.
Semarang: Salmahat Publishing
Copas : http://pramuka.or.id/2016/06/peran-kegiatan-pramuka-dalam-pengorganisasian-diri-peserta-didik/