Minggu, 13 November 2016

Koleksi Foto Kegiatan Pramuka








Video Kegiatan Kepramukaan


Sumber : https://www.youtube.com/

Peran Kegiatan Pramuka Dalam Membina Karakter Peserta Didik


Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang artinya orang-orang berjiwa muda dan suka berkarya. Pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa sekolah. Donowardojo, LS dan M. Jauhari (1995:1) mengatakan bahwa Pramuka memiliki tingkatan yang didasarkan pada umur siswa, yaitu Siaga (bagi siswa yang berumur antara 7-10 tahun), Penggalang (bagi siswa yang berumur antara 11-15 tahun), Penegak (bagi siswa yang berumur 18-20 tahun), dan Pandega (bagi siswa yang berumur 21-25 tahun).
Menurut UU No. 12 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 2, Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka (Tim Kwartir Daerah XII Gerpram DIY, 2010:2).
Terkait dengan Pramuka Siaga, Donowardojo, LS dan M. Jauhari (1995:1) menjelaskan bahwa terdapat 2 makna, yaitu:
  1. Siaga sebagai nama, yaitu nama golongan peserta didik yang berumur 7-10 tahun.
  2. Siaga sebagai proses, yaitu proses untuk mempersiapsiagakan diri menjadi Pramuka Penggalang yang terampil dan handal, anggota keluarga yang baik dan patuh, tetangga masyarakat yang serbaguna, serta sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
Kemudian, menurut Mishbahul Munir (2014:28) mengatakan bahwa Pramuka Siaga adalah tingkatan dalam Pramuka yang memiliki dua kode kehormatan, yaitu Dwi Satya dan Dwi Dharma. Kode kehormatan tersebut berfungsi sebagai landasan sikap dan perilaku setiap anggota Gerakan Pramuka, terutama untuk Siaga. Pramuka Siaga juga memiliki 3 tingkatan, yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata yang dapat dibedakan melalui penilaian aspek-aspek di dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU).
Pembinaan merupakan hal penting yang harus dilaksanakan guna mengarahkan kegiatan sehingga sasaran dan tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Menurut Donowardojo dan M. Djauhari (1995:23), membina Pramuka Siaga berarti mempengaruhi peserta didik (Siaga) untuk mengembangkan potensi positif. Membina dan menanamkan disiplin peserta didik dalam Gerakan Pramuka merupakan proses pendidikan untuk membentuk manusia yang taat dan patuh kepada segala ketentuan, baik agama, negara, masyarakat, ataupun dalam keluarga sendiri.
Pembinaan Pramuka harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Prinsip kesukarelaan
  2. Prinsip kode kehormatan
  3. Sistem beregu
  4. Sistem satuan terpisah untuk anggota putra dan putri
  5. Sistem tanda kecakapan
  6. Kegiatan menarik yang mengandung pendidikan
  7. Penyesuaian dengan perkembangan jasmani dan rohani
  8. Keprasahajaan hidup
  9. Swadaya
Prinsip-prinsip tersebut mendasari upaya pembinaan Pramuka, khususnya Pramuka Siaga. Namun, dalam pelaksanaannya, pembina harus menyesuaikan dengan kondisi siswa agar kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan.
Pelaksanaan Pelatihan Pramuka merupakan implementasi dari Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada Kegiatan inti model Pelatihan Pramuka, metode Pelatihan Pramuka, media Pelatihan Pramuka, dan alat serta bahan yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik pramuka. Pengoperasionalan pendekatan saintifik, model pembelajaran inkuiri, discoveri, project based learning, dan problem based learning disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan, dan peserta didik. Kompetensi tersebut mencakup 3 ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Siswa yang mengikuti kegiatan pramuka secaraaktif meliliki poin lebih dari siswa yang tidak. Poin plus ini merupakan nilai tambah yang didapat dalam kegiatan kepramukaan yang berguna kelak, yang sebagian tidak didapat dalam materi di kelas. Karena kegiatan kepramukaan merupakan kegiatan pendidikan luar sekolah dan luar keluarga, siswa berlatih membagi waktu antara kegiatan sekolah, acara keluarga, dan kegiatan pramuka yang biasanya diadakan di akhir pekan. Siswa belajar menghargai waktu dengan membuat jadwal kegiatan, untuk mengatur waktu sehingga efektif tidak tumpang tindih.
Secara tak disadari, anggota pramuka memiliki tambahan poin yaitu belajar mengelola kelompoknya (berorganisasi) dengan membentuk pimpinan regu, petugas piket (korve), dan anggotanya. Komunikasi, interaksi, serta kerja sama internal dan eksternal kelompok akan melahirkan kebersamaan (jiwa korsa) dan motivasi untuk menyelesaikan tugas secara bersama. Dengan pembagian tugas ini akan melatih bakat kepemimpinan, kearifan, dan toleransi siswa. Dari berbagai ujian kecakapan, tantangan, dan tugas yang diberikan, akan mengembangkan kematangan emosi siswa tersebut dalam mengambil setiap keputusan dengan penuh pertimbangan dan pengkajian.
Pramuka diajak menjadi penemu karya, berfikir untuk menjadikan bahan yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat. Setiap pramuka diajak berfikir inovatif menciptakan teknologi tepat guna pada tingkatan khusus. Rasa kekeluargaan lebih terasa dan sangat kokoh terbangun di Pramuka, hangatnya salam pramuka yang bergema di bumi perkemahan pramuka menjadi salah satu simbol bahwa pramuka dengan mudahnya menyatu dengan mentoleransi perbedaan agama, suku dan kebudayaan yang ada.
Gerakan Pramuka adalah organisasi nasionalisme, mengenal dan bergabung dengan pramuka berarti berkesempatan berkenalan dengan Indonesia melalui event nasional pada berbagai tingkatan, Hanya pramuka yang berprestasi yang mendapatkan kesempatatan. Pramuka sudah terbiasa dengan kebiasaan baik, mulai dari tradisi musyawarah untuk menemukan solusi hingga tertempa menghadapi berbagai problema yang sulit untuk dipecahkan. Pramuka yang baik sudah tidak diragukan lagi menjadi calon pemimpin. Pramuka memiliki cara beradaptasi yang baik dengan berbagai komponen dan golongan masyarakat. Dengan pendidikan yang ada, pramuka akan menjadi orang-orang yang disenangi di mana saja, bahkan menjadi orang dengan kehadiran yang ditunggu untuk perubahan.
Kegiatan pramuka secara umum adalah kegiatan pesta untuk kebersamaan, kegiatan bakti untuk pengabdian, kegiatan kompetisi untuk mengasah kemampuan, kegiatan pelatihan untuk meningkatkan taraf pemahaman, kegiatan belajar memahami perbedaan budaya yang ada  untuk melatih nilai nasionalisme keberagaman, dan kegiatan wisata untuk merasakan indahnya alam dan memberi kesadaran menjaga alam sekitar. Begitu banyak manfaat yang dapat kita petik dari mengikuti kegiatan pramuka, sehingga pramuka sangat berperan penting dalam pembentukan moral anak bangsa dan juga organisasi yang mampu mencetak kader bangsa yang memiliki pengorganisasian diri yang baik dan berjiwa nasionalisme sehingga dapat diandalkan oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Donowardojo, LS. dan M. Djauhari. (1995). Pembinaan Latihan Siaga. Klaten: CV. Sahabat

Mishbahul Munir. (2014). Buku Sakti Pramuka. Semarang: Salmahat Publishing
 


Copas : http://pramuka.or.id/2016/06/peran-kegiatan-pramuka-dalam-pengorganisasian-diri-peserta-didik/